Rabu, 24 April 2013

ASESMEN PORTOFOLIO


Asesmen portofolio merupakan salah satu asesmen hasil belajar yang didasarkan kepada  kumpulan hasil belajar siswa dari waktu  ke waktu, atau merupakan koleksi hasil kerja siswa, hasil asesmen, dan data lain yang  menyajikanprestasi siswa. Guru dalam menjalankan tugasnya, senatiasa berhadapan dengan kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran, selama ini guru banyak melakukan penilaian melalui tes  misal tes tulisan, tes  lisan dan  lain-lain, padahal  penilaian seperti ini sudah dianggap  tidak  lagi memberikan kontribusi bermakna bagi kemajuan pendidikan siswa . Oleh karena itu, guru sekarang sudah mulai beralih kepada penilaian yang lain misal tes penampilan dan  penilaian portofolio yang dianggap sebagai salah satu penilaian autentik yang  paling efektif  . Penilaian fortopolio adalah  penilaian berupa kumpulan koleksi hasil kerja siswa yang disimpan dalam satu file atau box. Kumpulan koleksi tersebut merpakan hasil penilaian yang dilakukan dalam satu periode tertentu, jadi dalam penilaian portofolio tidak  hanya hasil yang dinilai tetapi juga proses.
Disamping itu juga penilaian portofolio dapat menilai kemajuan belajar. Di madrasah baik pada kelas rendah  maupun  kelas tinggi, penialian portofolio dapat diterapkan. Dalam prosesnya siswa dilibatkan  untuk merumuskan tujuan,diskusi antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan  siswa dalam setiap pertemuan.  Pertemuan ini masih membicarakan kesulitan apa yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan tugas - tugasnya. Siswa akan senantiasa memperbaiki kekurangan dari tugas-tugas yang dikerjakannya.
Dengan demikian dalam penilaian portofolio terkandung  pula penilaian diri siswa sendiri. Dalam penialaiannya disesuaikan dengan  ruang lingkup materi dan  perkembangan berpikir siswa di kedua kelas tersebut.

Pada kelas rendah, penialaian portofolio dapat diterapkan pada pembelajaranyang mengembangkan keterampilan imajinasi, misalnya melukis. Berbagai keterampilan yang dituntut dalam kemampuan melukis dapat diukur dalam portofolio sehingga kumpulan koleksi lukisan mampu menghasilkan lukisan yang baik. Beberapa keterampilan dalam melukis misalnya kemampuan membuat garis, menafsir, memeberikan warna , membuat ukuran dan  sebagainya. Daya imajinasi siswa yang begitu fiktif  masih sangat melekat  pada siswa tingkat kelas rendah dapat dikembangkan dan diukur.

Penialain portofolio pada kelas tinggi dapat diterapkan dalam pengembangan berpikir logis dan abstrak.  Kemampuan mengarang pun dapat dijadikan materi dalam peniaian portofolio. Koleksi karangan siswa yang disimpan dalam suatu periode.

v  Fungsi assesmen portofolio antara lain sebagai berikut:
1.       Mendokumentasikan kemajuan siswa dalam kurun waktu tertentu. 
2.      Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki.
3.      Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar.
4.      Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.



v  Portofolio dalam penilaian dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu:
  1. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung.
  2. Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik.
  3. Meningkatkan proses efektivitas pengajaran
  4. Bertukar informasi dengan orang tua/ wali peserta didik dan guru lain.
  5. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri secara positif pada setiap peserta didik.
  6. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri.
v  Adapun bentuk-bentuk asesmen portofolio diantaranya sebagai berikut:
  1. Cacatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan dan lembar rekaman kejadiannya.
  2. Ceklist atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa.
  3. Skala penilaian yang mencatat isyarat tujuan kemajuan perkembangan siswa.
  4. Respon-respon siswa terhadap pertanyaan
  5. Tes skrinning yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS, dan laporan kegiatan lapangan.
v  Portofolio memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut.
  1. Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas.
  2. Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar.
  3. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain.
  4. Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik
  5. Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan umum).
  6. Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya.

ASESMEN KINERJA


 Asesmen kinerja adalah penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukan kemampuan siswa dalam proses dan produk . Tugas-tugas asemen kinerja menuntut siswa menggunakan berbagai macam keterampilan, konsep, dan pengetahuan. Asesmen kinerja tidak dimaksudkan untuk menguji ingatan faktual, melainkan untuk mengases penerapan pengetahuan faktual dan konsep-konsep ilmiah pada suatu masalah atau tugas yang realistik. Asesmen tersebut meminta siswa untuk menjelaskan “mengapa atau bagaimana” dari suatu konsep atau proses. Suatu sistem untuk menilai proses dan produk Asesmen kinerja merupakan suatu sistem untuk menilai kualitas penyelesaian tugas - tugas yang diberikan siswa. Tugas-tugas kinerja seperti: (1) pentingnya aplikasi konsep sains dan mendukung informasi; (2) pentingnya kebiasaan bekerja mengkaji atau mencari secara ilmiah; (3) demonstrasi melek sains.
Adapun komponen sistem asesmen kinerja termasuk:
(1)   tugas-tugas yang menanyakan siswa untuk menggunakan dan proses mereka yang telah di pelajari
(2)   cheklist untuk mengidentifikasi elemen kinerja atau hasil pakerjaan
(3)   Rubrik (perangkat yang mendeskripsikan proses dan atau kesatuan penilaian kualitas) berdasarkan skor total;
(4)   contoh-contoh terbaik sebagai model kerja yang akan dikerjakan.

Bersdasarkan cara melaksanakannya penilaian kinerja siswa dapat di kelompokkan menjadi tiga yaitu:
1.Asesmen kinerja klasikan digunakan untuk mengases kinerja siswa secara keseluruh
2. Asesmen kinerja kelompok untuk mengakses kinerja siswa secara berkelompok
3.  Asesmen kinerja individu untuk mengangses kinerja siswa individu.

   Untuk merealisasikan asesmen kinerja ini , ini di mulai dengan membuat perencanaan asesmen kinerja meliputi tiga fase penting yaitu :
1        Fase 1 : mengidentifikasi kinerja. Pada tahap inidi tentukan jenis kinerja apa yang ingin di nilai.
2        Fase 2 : mendesain latihan – latihan kinerja . Setelah kinerja yang di nilai selesai tahap berikutnya adalah menyediakan pembelajaran yang memungkinkan kinerja yang di nilai  dapat muncul .
3        Fase 3 : melakukan penskoran dan perekaman / pencatatan hasil .


v  Kelebihan Dan Kekurangan Penilain Kinerja

Semua jenis penilaian mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing namun tergantung guru yang melaksanakan evaluasi, karena jenis evaluasi yang di terapkan sangat tergantung pada kondisi dan tujuan pembelajaran.

·         Berikut ini beberapa kelebihan dalam penilaian kelas :

a.       Dapat memecahkan masalah
b.      Dapat menilai pengetahuan, sikap,dan keterampilan siswa
c.       Dapat mendemontrasikan suatu proses
d.      proses yang didemontrasikan dapat di observasi langsung
e.       Penalaran
f.       Lugas (fleksibel)
g.      Dan komunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan

·         Disamping itu terdapat beberapa kekurangan pada proses penilaian ini yaitu :

a.       Sangat menuntut waktu dan usaha
b.      Pertimbangan (jugment) dan penskoran yang sifattnya lebih subjektif
c.       Lebih membebani guru
d.      Mempunyai reabilitas yang cukup rendah


Minggu, 21 April 2013

ALAT PERAGA DAN MEDIA PEMBELAJARAN


 A.    ALAT PERAGA
Pengertian alat peraga
Alat peraga merupakan alat yang digunakan untuk membntu proses belajar mengajar yang berperan sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Penggunaan alat peraga bertujuan untuk memberikan wujud riil terhadap bahan yang dibicarakan dalam materi pembelajaran. Alat peraga yang digunakan dalam proses be;lajar mengajar dalam garis besarnya memiliki faedah menambahkan kegiatan belajar siswa, menghemat waktu belajar, memberikan alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan minat perhatian dan aktivitas siswa.
Menurut Nasution (1985: 100) “alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif”. Pendapat lain dari pengertian alat peraga atau Audio-Visual Aids (AVA) adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan indera pendengaran (Suhardi, 1978: 11). Sejalan dengan itu Sumadi (1972: 4) mengemukakan bahwa alat peraga atau AVA adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera.
Secara umum alat peraga adalah saluran komunikasi atau perantara yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu pesan guna mencapai tujuan pengajaran . Alat peraga merupakan alat bantu atau penunjang yang digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar.
Contoh alat peraga                     
Pada garis besarnya, hanya ada 3 macam alat bantu pendidikan (alat peraga) yaitu:
1.      Alat Bantu Lihat (Visual Aids)
Alat ini berguna didalam membantu menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk :
a. Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dan sebagainya.
b. Alat-alat yang tidak diproyeksikan :
- 2 dimensi, gambar, peta, bagan, dan sebagainya.
- 3 dimensi misal bola dunia, boneka, dan sebagainya.
2.      Alat-Alat Bantu Dengar (Audio Aids)
Ialah alat yang dapat membantu menstimulasi indera pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan / pengajaran. Misalnya piringan hitam, radio, pita suara, dan sebagainya.
3.      Alat Bantu Lihat-Dengar
Seperti televisi dan video cassette. Alat-alat bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids (AVA).
Disamping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan menjadi 2 macam menurut pembuatannya dan penggunaannya yaitu:
a.       Alat peraga yang complicated (rumit), seperti film, film strip slide dan sebagainya
yang memerlukan listrik dan proyektor.
b. Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan-bahan setempat yang mudah diperoleh, seperti bambu, karton, kaleng bekas, kertas koran, dan sebagainya. Beberapa contoh alat peraga yang sederhana yang dapat dipergunakan di berbagai tempat, misalnya :
a) Di rumah tangga seperti leaflet, model buku bergambar, benda-benda yang nyata seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan sebagainya.
b)  Di kantor-kantor dan sekolah-sekolah, seperti papan tulis, flipchart, poster, leaflet, buku cerita bergambar, kotak gambar gulung, boneka dan sebagainya.
c) Di masyarakat umum, misalnya poster, spanduk, leaflet, fanel graph, boneka wayang, dan sebagainya.

B.     MEDIA PEMBELAJARAN
Pengertian media pembelajaran
Definisi Media Pembelajaran, Media berasal dari kata “Medium” yang berasal dari bahasa latin “Medius” yang berarti “tengah” atau “sedang”. Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan (Latuheru, 1988:9).
Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”.Menurut McLuhan (dalam Sihkabuden, 1985:2) media merupakan suatu sarana atau channel sebagai perantara antara pemberi pesan kepada penerima pesan. Blacks dan Horalsen (dalam Sihkabuden, 1999:1) juga mempunyai pendapat tentang media. Menurut mereka, media adalah saluran komunikasi atau medium yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu pesan dimana medium itu merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunitor ke komunikan image.
Dengan berpedoman pada pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu alat atau sarana atau perangkat. Dalam hal ini bisa berupa software atau hardware. Perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan. Sedangkan peralatan atau perangkat keras (hardware) sendiri merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung.
Definisi pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya untuk membelajarkan pebelajar. mssembelajarkan berarti usaha untuk membuat seseorang belajar. Dalam upaya pembelajaran terjadi komunikasi antara pebelajar dengan guru, pembelajar atau pengajar. Proses ini merupakan bagian proses komunikasi antar manusia (dalam hal ini adalah antara pebelajar dan pembelajar).
Dari kedua definisi tersebut maka dapat diartikan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima untuk menyampaikan materi yang yang diajarkan serta sarana komunikasi dari guru kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat yang menjurus kearah terjadinya proses belajar dengan tujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Klasifikasi media pembelajaran
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan – pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut. 
  a. Klasifikasi media pembelajaran, antara lain menurut Arif, dkk (1986), Gerlach, dkk (1980),    Raharjo (1984), dan Wittich dan Schuller (1979).
1)      Media Grafis
·         Merupakan media visul
·         Difokuskan pada indera penglihatan
·         Menyajikan symbol-simbol komunikasi visual
·         Fungsi (umum): menyalurkan pesan
·         Fungsi (khusus) : Menarik perhatian, Memperjelas sajian ide, Mengilustrasikan atau menghiasi fakta (agar tak terabaikan atau terlupakan).
2)      Media Audio
·         Difokuskan pada indera pendengaran
·         Fungsi (umum): menyajikan pesan
·         Pesan disajikan dalam bentuk simbol-simbol auditif, verbal ataupun non verbal.
3)      Media Proyeksi Diam
·         Merupakan media visual
·         Difokuskan pada indera penglihatan
·         Fungsi (umum): menyajikan pesan
·         Pesan disajikan dalam bentuk simbol-simbol visual (dan auditif),atau dapat serupa bahan bahan grafis
·         Media ini harus diproyeksikan dengan peralatan (proyektor)
4)      Media Proyeksi Bergerak
·         Merupakan media visual (audio-visual)
·         Difokuskan pada indera penglihatan (penglihatan-pendengaran)
·         Fungsi (umum): menyajikan pesan
·         Pesan disajikan dalam bentuk simbol-komunikasi visual (dan audio)
·         Media ini harus diproyeksikan
5)      Media Tiga Dimensi: Benda, Model, dan Demonstrasi
6)      Permainan, Simulasi, dan Dramatisasi Informal
b. Menurut Bretz dan Briggs (dalam Darmojo,1991:24) mengemukakan bahwa klasifikasi media digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu:
1)      Audio Visual
Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke penerima pesan.      Media audio berkaitan erat dengan indra pendengaran.contoh media yang dapat dikelompokkan dalam media audio diantaranya: radio, tape recorder, telepon,laboratorium, bahasa dll.
2)      Media Visual
Media visual yaitu media yang mengandalkan indra penglihat. Media visual menjadi dua yaitu :
a)      Media visual diam
Contohnya: foto, ilustrasi, flashcard, gambar pilihan dan potongan gambar, film bingkai, film rangkai,OHP, hrafik, bagan, diagram, poster, peta dll.
b)      Media visual gerak
Contohnya: gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan sebagainya.
3)      Media Audio Visual
Media Audio Visual merupakan media yang mampu menampilkan suara dan gambar. Ditinjau dari karakteristiknya media audio visual dibedakan menjadi 2 yaitu:
a)      Media audio visual diam
Contohnya: TV diam, film rangkai bersuara, halaman bersuara dan buku bersuara.
b)      Media audio visual gerak
Contohnya: film TV, TV, film bersuara.
4)      Media Serbaneka
Media serbaneka adalah suatu media yang disesuaikan dengan potensi di suatu daerah, di sekitar sekolah atau di lokasi lain atau di masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran. Contohnya: papan tulis, media tiga dimensi, realita dan sumber belajar pada masyarakat.
c.  Secara umum klasifikasi media pembelajaran digolongkan menjadi 3 unsur pokok yaitu suara, visual dan gerak. Dari tiga unsure pokok tersebut terbagi lagi menjadi 9 kelompok yaitu:
·         Media Audio (Siaran Radio)
·         Media Cetak (Modul, Buku)
·         Media Visual Diam (OHT)
·         Media Visual Gerak (Film Bisu )
·         Media Audio-Visual (TV,VCD)
·         Media Objek Fisik (Benda nyata)
·         Manusia dan Lingkungan (Guru, Pustakawan, Laboran)
·         Komputer
·         Internet
Contoh media pembelajaran
a.       Kaset Audio
Merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini
tergolong tepat karena bila secara langsung diberikan tanpa media, sering terjadi ketidaktepatan yang akurat dalam pengucapan, pengulangan dan sebagainya.
b.      Gambar atau Foto
Gambar atau foto berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indra penglihatan. Selain itu, media ini juga bertujuan untuk menarik perhatian, memperjelas materi, mengilustrasikan fakta atau informasi.
c.       Bagan
Merupakan media yang berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit dan digunakan untuk memperagakan pokok-pokok isi bagian secara jelas dan sederhana.
d.      Grafik
Merupakan media sederhana yang dipakai untuk membandingkan perbedaan jumlah dari data pada saat yang berbeda-beda.